INDONESIA
Chrysotile Indonesia berkomitmen untuk menyediakan informasi yang komprehensif mengenai penggunaan chrysotile secara bertanggung jawab.
Tahukah Anda?
Studi ilmiah yang dilakukan di Thailand menunjukkan bahwa penggunaan semen asbes berbasis serat chrysotile di masa lalu terbukti tidak menimbulkan risiko kesehatan terhadap lingkungan maupun kesehatan manusia.
(Referensi: Dr. Gardner, Ohlson, H.F. Thomas, WHO, Health & Safety Executive, U.K.)
Apa itu Chrysotile?
Chrysotile adalah salah satu jenis asbes dan termasuk dalam kelompok mineral asbes. Asbes adalah istilah umum untuk kelompok mineral silikat alami yang dapat dipisahkan menjadi serat fleksibel.
Terdapat dua klasifikasi mineralogi utama dari asbes—serpentin dan amfibol—berdasarkan jenis batuan yang membentuknya. Klasifikasi ini dibagi lebih lanjut menjadi asbes serpentin (chrysotile) dan asbes amfibol (amosite, crocidolite, tremolite berserat, anthophyllite berserat, dan actinolite berserat).
Penggunaan chrysotile telah ada selama lebih dari 2.000 tahun untuk berbagai keperluan sehari-hari, seperti bahan kain kremasi (digunakan dalam proses kremasi), sumbu lampu minyak, dan lainnya. Rusia, Italia, dan Kanada merupakan tiga negara pertama dalam sejarah yang memulai penambangan komersial besar-besaran chrysotile pada awal abad ke-19.